KPAP dan PPPK Bahas Ekonomi Digital dan Berkelanjutan dari Kacamata Regulator, Perbankan, dan Profesi Keuangan

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) berkolaborasi dengan asosiasi profesi keuangan dan Komite Profesi Akuntan Publik (KPAP) menyelenggarakan kegiatan pre-event ketiga Profesi Keuangan Expo 2022 pada tanggal 27 September 2022. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk talkshow dengan tema Ekosistem Profesi Keuangan dalam Dinamika Ekonomi Digital dan Berkelanjutan.

Talkshow ini dilaksanakan secara daring dan ditayangkan secara langsung melalui kanal Youtube PPPK Kemenkeu.

Pada saat penyampaian keynote speech sekaligus membuka pre-event ketiga ini, Kepala PPPK, Firmansyah N. Nazaroedin menyampaikan bahwa talkshow ini bertujuan untuk mengulas praktik dan peran dari berbagai komponen ekosistem profesi keuangan dalam mengimplementasikan ekonomi digital dan berkelanjutan. Kepala PPPK berharap kegiatan ini dapat menunjang produktivitas para peserta sehingga berdampak pada penguatan ekonomi Indonesia.

Pada sesi pemaparan materi, talkshow ini menghadirkan empat narasumber dengan satu moderator. Narasumber pertama, Agus Saptarina mengungkapkan bahwa perubahan iklim dan faktor ESG (Environment, Social, Government) lainnya berdampak pada perekonomian. Anggota KPAP mewakili unsur Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sekaligus Direktur Standar Akuntansi dan Tata Kelola OJK ini juga menjelaskan bahwa prinsip ESG merupakan sesuatu yang harus dipandang sebagai peluang dan tantangan dalam isu keuangan berkelanjutan.

Berkenaan dengan ekonomi digital, Agus menyampaikan bahwa OJK sebagai pembuat kebijakan berkomitmen untuk menyediakan ekosistem fintech yang memadai. Kebijakan tersebut antara lain penetapan kerangka regulasi, penyediaan fintech center-OJK, penyiapan regulatory sandbox, dan pembangunan model pengawasan market conduct.

Berikutnya, narasumber kedua, Yosephine Ajeng Sekar Putih menjabarkan ekonomi berkelanjutan dilihat dari sektor perbankan. Sebagai Vice President Environmental, Social, and Governance Division PT BRI Tbk., Yosephine menyampaikan bahwa Bank BRI sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia menerapkan beberapa strategi ESG. Pada aspek lingkungan, BRI menjalankan kebijakan green banking, manajemen risiko lingkungan, manajemen emisi karbon, dan eko-efisiensi operasi. Pada aspek sosial, BRI melaksanakan manajemen modal manusia, hak asasi manusia, inklusi finansial, dan tanggung jawab sosial. Sementara pada aspek tata kelola, BRI mengaplikasikan tata kelola produk, tata kelola korporasi, etika bisnis, dan sistem keamanan siber/informasi.

Selanjutnya, narasumber ketiga, Okky Danuza memandang ekonomi digital dan berkelanjutan dari sisi seorang penilai. Menurut pemimpin rekan Kantor Jasa Penilai Publik Toha, Okky, Heru, dan Rekan ini, penerapan ESG dalam dunia penilaian adalah suatu kewajiban karena penyelamatan lingkungan merupakan tanggung jawab semua orang. Selain itu, Okky berpendapat bahwa kerusakan lingkungan dan perubahan iklim lebih mengancam dibandingkan kerusakan akibat perang.

Di samping penerapan ESG, Okky menyampaikan dampak ekonomi digital terhadap nilai suatu entitas. Dampak-dampak tersebut antara lain proses bisnis yang lebih efisien, laba dan arus kas yang mengalami peningkatan, dan nilai entitas yang meningkat.

Narasumber terakhir, Santhi Devi Rosedewayani menyampaikan materi mengenai peran aktuaris dalam ESG. Peran tersebut antara lain memperhitungkan risiko terkait iklim, program manfaat karyawan seperti program pensiun dan kesehatan, dan risiko terkait keamanan digital dengan asuransi siber. Oleh karena itu, Managing Partner Kantor Konsultan Aktuaria Santhi Devi dan Ardianto Handoyo ini berpendapat bahwa ESG merupakan hal utama yang diprioritaskan oleh para regulator, investor, klien, dan sebagian besar pemimpin bisnis.

Sesi berikutnya merupakan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator, Triono Soedirdjo. Salah satu rekan pada PT Pricewaterhouse Coopers Indonesia Advisory ini memfasilitasi pertanyaan para peserta kepada para narasumber secara interaktif. Sebagai penutup, Triono menyimpulkan bahwa ESG dan digitalisasi adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, semua pihak harus membangun kapabilitas dan praktik-praktik yang baik serta mengedepankan etika.

Penulis: Fachri Reza Kusuma | Penyunting: Ira Rani Puspa | Fotografer: Fachri Reza Kusuma

Bagikan Artikel ini

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on email
Email
Share on whatsapp
WhatsApp

Artikel Terkait

Laporan Kegiatan KPAP 2023

KPAP telah menyampaikan hasil kinerja selama tahun 2023 dan rencana kerja tahun 2024 yang terangkum dalam Laporan Kegiatan KPAP Tahun 2023 kepada Menteri Keuangan. Laporan

Read More »

Langganan Informasi dan Berita

  • Daftarkan email Anda untuk menerima informasi dan berita terbaru dari laman KPAP. Tekan enter atau klik tombol di bawah untuk menyimpan.

Sekretariat KPAP